Bila Anda ingin request lirik atau kord lagu yang tidak dapat Anda temukan di internet, silahkan request kepada kami lewat komentar di bawah atau email ke zamlahani@gmail.com.
Request yang pasti kami layani adalah yang tidak terdapat di internet, Bila kami bisa menemukan di internet, maka berpeluang kecil akan kami post.

Hobi Bermusik

guns n roses logo
Guns n' Roses' logo
Kalau bicara soal hobi saya yang satu ini tidak ada matinya. Mungkin dari lahir saya sudah ditakdirkan untuk cinta mati dengan musik. Sejak SD saya sudah dikenalkan oleh kakak saya, Khuswah, musik-musik dari Jamrud, Boomerang, GNR, Nirvana, dan yang sejenisnya. Waktu itu juga saya sedang menggandrungi musik pop jawa (bukan campursari). Sampai-sampai saya punya target harus hafal seluruh lagu-lagu pop jawa tanpa ada satupun yang terlupa. Cukup konyol juga sih.
Beranjak ke SMP saya mencoba mengikuti ekstrakurikuler musik/band. Niatnya sih pengen belajar musik lebih dalam dan pengen bisa maen alat musik. Namun kenyataannya saya masih belum berani untuk mengikutinya. Dikarenakan waktu itu saya masih terlalu introvert dan masih malu-malu untuk berkumpul dengan orang banyak. Tapi meskipun begitu saya tetap mencintai musik hingga ke tulang rusuk saya. Saat SMP kelas 2 saya mulai fanatik dengan sebuah band. Band itu bernama Dewa. Namun lagu-lagu yang saya sukai adalah saat vokalisnya masih Ari Lasso. Seperti: Kangen, Aku Milikmu, Cukup Siti Nurbaya, Kirana, Aku Disini Untukmu, dll.. Luar biasa dahsyat tuh orang. Tak ada yang sanggup menandingi meskipun itu Kaka, Candil ataupun Once. Tapi gaungnya sekarang tak sedahsyat dulu.
logo dewa 19 laskar cinta
Dewa 19 logo bintang laskar cinta
SMP kelas 3 saya mulai berkenalan dengan sesuatu yang baru. GITAR. Deni, teman sekelasku, yang memperkenalkanku dengan si sexy bertubuh lekuk nan indah itu. Disitulah pertama kalinya aku belajar gitar dengan serius. Kalo ingat waktu itu Deni, Beta, Cahyo dan beberapa teman lainnya sering membawa gitar ke sekolah. Karena waktu itu gitar adalah barang yang langka di sekolah jadi teman-teman sering bergantian memakainya. Tidak jarang pula terjadi perebutan diantara kami. Seru juga. Kami saling sharing waktu itu. Maklum, semuanya pemula. Pinjam-meminjam Hot Chord sering terjadi. Apalagi kalau ada lagu baru yang lagi hit atau lagi sering dimainin di radio. Pasti semuanya pada belajar kordnya. Waktu itu kalo tidak salah Peterpan sedang naik daun dan Radja mulai mencuat ke permukaan.
Beranjak ke SMA, atmosfir musik di Surabaya diramaikan oleh musik hiphop yang diusung oleh band-band lokal seperti: The Boogie Band, The Bronx, Blackstar, dll.. Telingaku rasanya alergi dan cumpleng dengan musik-musik seperti itu. Dan kenyataannya memang saya tidak suka bahkan benci musik hiphop dan sejenisnya (kecuali hipmetal, numetal, dan semua hasil pekawinannya dengan rock/metal).
Saat kelas X aku dibelikan oleh kakakku, Khuswah, sebuah gitar akustik murahan seharga Rp.30.000.00 namun sexy yang hingga kini masih terawat dirumahku. Aku beri nama dia Green Goblin. Terinspirasi dari musuh Spiderman di trilogi Spiderman I. Warnanya hijau dan aku modifikasi sedemikian rupa hingga sesuai dengan tanganku dan kebutuhanku. Bagaimanapun dia tetap sexy di mataku dan kuanggap dia sebagai istri kedua setelah komputerku.
Kelas X SMA saya juga mencoba ikut ekstrakurikuler band sebagai pembalasan dendam waktu SMP.  Band pertamaku bernama Lokotum Band. Entah apa artinya namun band ini memang ditakdirkan untuk mati. Aku menjadi pemain kibor waktu itu, karena minatku yang lebih besar ke kibor dibandingkan gitar. Beberapa kali sudah ikut pelatihan, namun apa yang terjadi? Ada ekstrakurikuler lain yang bernama Pencinta Alam yang memaksaku untuk memilih yang salah. Aku berhenti dari segala kegiatan ekstrakurikuler hingga akhir kelas X.
Namun tak lama kemudian ketika ada PENSI yang diadakan LP3i Manyar hasratku untuk bermusik berkobar kembali. Aku mengajak mantan teman sekelasku, Jonic dan Agus, untuk mengikuti audisi PENSI tersebut. Alhasil terbentuklah Bucan Jak yang saya kurang tahu artinya namun kata "Jak" adalah akronim dari Jonic, Agus, Kus. Band yang hanya beranggotakan 3 personel namun saya rasa kami tidak bisa diremehkan karena 3 orang ini adalah yang terpilih dan yang terbaik serta cukup "berbahaya".
Kelas XI SMA aku sekelas dengan Jonic Vinsen Massing dan Eko Prasetyo. Pertama kali diajak Eko untuk membentuk sebuah band yang dijanjikan oleh manajer yang bernama Ujie akan dipekerjakan di sebuah kafe yang bernama Kafe Cangkir. Band itu bernama RESIMADA.
RESIMADA
Awal mulanya Resimada beranggotakan Tyo, Izzal, Ryan, Adit dan Vincent (semuanya bukan nama asli). Resimada sendiri berasal dari dua kata Resi dan Mada. Kata resi diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti orang pintar pada jaman kerajaan dahulu. Sedangkan kata mada diambil dari nama belakang Gajah Mada, cukup terkenal khan? Resimada berarti orang-orang yang pandai dalam bermusik dan disegani layaknya Mahapatih Gajah Mada. Seiring dengan berjalannya waktu setelah ditinggal oleh manajer itu, Adit mengundurkan diri. Namun dengan segala kekuatan yang ada Resimada tidak pernah buntung. Tyo, sang vokalis, juga menawarkan diri menjadi bassis. Beberapa bulan kemudian akhirnya Resimada tampil utuh kembali dengan masuknya Rama sebagai bassis dan kami dibantu oleh Izzy sebagai manajer baru. Dan formasi baru Resimada adalah Tyo, Izzal, Ryan, Rama dan Vincent. Namun sayangnya formasi yang baru ini pun tak mampu bertahan lama. Sekitar bulan Agustus 2008 saya mengundurkan diri dari Resimada. Karena saya belum mampu menjadi leader yang baik untuk Resimada.
slipknot logo
Slipknot
queen logo
Queen
Selama SMA pun telinga saya masih betah mendengarkan musik-musik berisik dari Slipknot dan Metallica. Bahkan saya semakin menggemari dan berhasrat dengan musik metal. Tapi paling tidak, waktu SMA saya sudah menetapkan idola saya. Yaitu: Dewa 19, Ari Lasso, Queen dan Slipknot.
Memasuki masa kuliah saya sudah tidak lagi bersama-sama dengan Resimada. Menyerah? Tentu tidak. Saya masih berjuang terus meraih cita-cita sampai nanti tercapai. Saya mengikuti UK-PSM (Unit Kegiatan Paduan Suara dan Musik) di kampus. Dengan penuh semangat dan harapan yang saya gantungkan disana, saya mengikuti Diklat UK-PSM yang sangat melelahkan. Setelah Diklat saya pernah diajak main-main musik dengan santai. Salah satu keuntungan yang saya dapatkan di UK-PSM adalah tidak perlu membayar mahal bila ingin berlatih bermusik dan untuk membentuk sebuah band baru pun relatif mudah, tidak perlu susah-susah mencari karena semua yang ada disana sudah barang tentu pandai bermain musik. Disana juga pertama kalinya saya bertemu dengan Yayuk.
Semester II, saatnya LKMM-TD. Saya menjadi peserta sekaligus panitianya. Rapat pertama yang saya hadiri diadakan lumayan larut, sekitar maghrib. Padahal saya seharian belum makan dan uang saya tidak cukup untuk membeli makanan. Akhirnya saya putuskan untuk pulang saja dengan ijin untuk sembahyang Maghrib. Singkatnya, setelah acara LKMM-TD yang tidak saya ikuti diadakan saya dihubungi oleh pihak Humas acara LKMM-TD tersebut dan ditawari dua pilihan: tetap bergabung dengan UK-PSM atau keluar. Tentu saya memilih mengeluarkan diri dari sana. Padahal waktu itu saya juga belum sempat mengucapkan terima kasih dan permintaan maaf, sayang sekali.
Lalu bagaimana nasib saya setelah keluar dari UK-PSM? Saya patut bersyukur kepada Tuhan karena telah diberi teman-teman dekat yang memiliki hobi yang sama. Dulu saya pikir untuk jadi musisi band hanya bisa kalau kuliah di Unair saja, ternyata saya salah. Awalnya diajak oleh Tangguh untuk iseng-iseng latihan band. Setelah itu kami mengajak beberapa teman kami yang lain yaitu Umar dan Arezqi. Setelah latihan iseng kami merasa tidak cocok dengan Arezqi, ya sudah kami bertiga (saya, Tangguh, Umar) berniat mencari pemain yang kurang. Tak disangka rupanya yang dicari-cari adalah teman sekelas kami sendiri, yaitu Radit.
Jadilah band kami, bandku yang ke-4, dengan anggota-anggotanya adalah Tangguh, Radit, Umar, Kus. Acara yang pertama kali kami ikuti adalah Pensi Porsefak. Karena masih kebingungan mencari nama band maka sementara kami beri nama OOJ yang kepanjangannya Ora Ono Jenenge yang berarti tidak ada namanya.
C++ tahun 2009. Dari kiri ke kanan: Tangguh, Kus, Umar, Raditya.


Selang beberapa bulan, akhirnya OOJ sah berganti nama menjadi C++ yang terinspirasi dari bahasa pemrograman. Nama ini cukup simple, mudah diucapkan dan komersial. Nama C++ yang saya artikan sebagai sebuah band yang nilainya C namun memiliki banyak kelebihan dibanding band-band yang lain sehingga nilai C++ menjadi sama dengan A (karena nilai C ditambah dua kali). C++ beranggotakan Tango, Radit, Mars dan Kus.
Akhir tahun 2009, C++ mengikuti Festival Band Math Cup yang alhamdulillah dapat dilalui dengan sedikit halangan. Hingga sekarang kami masih terus berlatih mengasah skill kami dan terus mengembangkan diri dengan rencana-rencana yang sudah kami canangkan.
Saya sendiri juga masih mengembangkan diri dalam berbagai aspek. Untuk menggapai cita-cita yang telah saya gantungkan di langit. LET'S ROCK BABY!!!
M.K. Zamlahani
Apabila anda temukan segala bentuk kesalahan atau kekurangan di dalam blog ini silahkan beritahu saya dan ikut mengembangkan blog ini. Bisa kirim pesan via facebook atau lewat komentar di dalam postingan blog. Terima kasih. ^_^